Sabtu, 02 Februari 2013

DASAR-DASAR BACAAN YANG ADA DALAM ACARA TAHLILAN DAN YASINAN



Oleh: Asngari, Sth.I

عن عا ئشة ان رجلا اتي النبي صلي الله عليه وسلم فقا ل يا رسو ل الله ان امي اقتلتت نفسها ولم توصي واظنها لو تكلمت تصدقت افلها اجر ان تصدقت عنها قال نعم (رواه مسلم)

Dari Aisyah Ra bahwa telah datang seorang lelaki kepada Nabi Muhammad Saw seraya berkata: wahai Rasulullah sungguh ibuku telah meninggala mendadak sebelam berwasiat, kukira bila ia sempat mestilah ia akan bersedekah, bolehkan aku bersedekah atas namanya? Rasululloh menjawab: boleh.  [1]

Bersumber dari Annas Ra.
Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda; barangsiapa masuk makbarah (makam) kemudian membaca yasin, maka Allah meringankan siksanya ahli kubur sampai satu hari dan member berbagai kebaikan.

Imam Nawawi mengatakan:
العلماء وكذا اجمعوا علي اصول الدعاء وفي هذالحديث ان الصدقت عن الميت تنفع الميت ويصله ثوابها وهو كذا باءجما عا
Para ulama’ sepakat atas sampainya do’a-do’a maka bila keluarga rumah duka menyediakan makanan dengan maksud bersedekah itu sunnah, bila diniatkan pahala sedekahnya untuk mayyit. Demikian yang kematian mereka menjamu tamu dengan sedekah yang pahalanya untuk si mayyit maka hal ini sunnah. [2]
Dalil mengenai keutamaan surat Yasin, Rasulullah Saw bersabda: barang siapa membaca surat Yassin di malam hari, maka paginya ia mendapat pengampunan. Bacalah surat Yassin atas orang mati kalian. [3]

Rasulullah bersabda surat al-Baqoroh adalah puncak Al-qur’an, 80 Malaikad menyertai di turunkannya setiap ayat dari surat ini. Dan ayat Kursi di keluarkan lewat bawah Arsy kemudian di masukkan ke dalam bagian surat Al-Baqoroh. Dan surat Yassin adalah jantung Al-qur’an. Seseorang tidak membacanya untuk mengharap Allah dan hari kiamat kecuali ia diampuni dosa-dosanya. [4]

Kata tahlil berasal dari bahasa arab tahlil dari akar kata: 
هلل - يهلل – تهلليلا Yang berarti mengucapkan kalimah :
لا اله الا الله 


[1] Shohih Muslim
[2] Syarah Imam Nawawi
[3] Hadits Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majjah
[4] Hadits riwayat Ahmad
Demikian dalil-dalil yang biasa dipakai sebagai dasar dilaksanakannya amal tahlilan dan yasinan oleh kaum Nahdiyin yang mendukung tahlil dan yasin. Tulisan ini bukan bermaksud mengajak kepada pembaca untuk setuju dengan tahlilan dan yasinan tapi lebih sebagai bentuk keprihatinan penulis terhadap kondisi umat islam saat ini yang saling menyalahkan, membid’ahkan bahkan sampai mengkafirkan satu sama lain. Padahal ini disebabkan pendapat diantara para ulama’ kita, Para ulama’ kita sebenarnya sangat longgar dalam mensikapi berbedaan tersebut. Setiap pembicaraan bid’ah menyalahi sunnah pasti menjadikan yasinan dan tahlil sebagai sasaran contohnya. Bahwa menjadikan tahlilan dan yasinan sebagai icon tudingan sesat telah menyebabkan kaum muslimin lalai terhadap masalah-masalah yang lebih penting dan prinsipil, seperti pemikiran akidah yang jelas-jelas kebid’ahan dan kesesatannya yang berkembang sampai saat ini. Kaum muslimin lalai bahwa di negeri ini ajaran syiah dan ahmadiyah terus merangkak maju dan berkembang dengan doktrin dan komunitasnya yang semakin hari semakin kuat. Kaum muslimin lalai bahwa kesesatan hakiki di abad modern ini yakni materialism dan hedonosme telah menggerogoti ketauhidan dan arti nilai ketuhanan yang bersemayam dalam hati manusia secara luas.