Kamis, 23 Agustus 2012

Din Syamsuddin: Perbedaan Hari Idul Fitri Jangan Dipersoalkan

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta perbedaan dalam penetapan Hari Raya Idul Fitri tidak perlu dibesar-besarkan. Mempersoalkan masalah penetapan, menurutnya, bisa berdampak pada perselisihan dan permusuhan di kalangan umat muslim.

"Perbedaan dalam penetapan Idul Fitri tidak usah dibesar-besarkan, apalagi kalau sampai menimbulkan perselisihan dan permusuhan pada umat Islam," kata Din Syamsuddin saat ditemui wartawan di kediamannya, Jalan Margasatwa, Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (18/8/2012).

Ia menyatakan, sejak jauh hari PP Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1433 Hijriyah akan jatuh pada Ahad, 19 Agustus 2012. Karena itu, warga Muhammadiyah akan tetap merayakan Idul Fitri besok.

Din mengatakan, penetapan itu disampaikan merujuk pada perintah Alquran untuk membaca tanda-tanda pada alam semesta. "Khususnya peredaran matahari, bumi, dan bulan yang merupakan fenomena menarik dan oleh karena itu bisa dikalkulasi dan diprediksi secara eksak oleh ilmu pengetahuan matematika dan astronomi," lanjut Din.

Din menambahkan, perbedaan dengan pihak-pihak lain yang menganut pendekatan Rukhiyah adalah hal wajar. Karena itu, bila terjadi perbedaan antara penetapan Muhammadiyah dengan Pemerintah dan ormas-ormas lain yang menggunakan Rukhiyah, hal itu bukanlah persoalan yang perlu terus diperdebatkan.

"Tidak perlu dibesar-besarkan dan ukhuwah Islamiyah kita jangan terganggu. Kebersamaan tidak selalu seragam," kata Din.

Sumber: kompas.com

0 komentar: